Minggu, 09 Oktober 2011

Puisi Kontemporer

Puisi Kontemporer adalah bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri.

puisi kontemporer sudah jauh lebih bebas dari segala aturan seperti yang ada pada puisi lama dan bahkan puisi baru. Puisi kontemporer biasanya mengutamakan isi daripada bentuknya. Misalnya, rima, irama dan yang lainnya, tidak lagi terlalu diperhatikan dalam penyusunan puisi kontemporer. Meskipun puisi kontemporer telah bebas dari segala aturan seperti yang mengikat pada puisi lama dan bahkan puisi baru, tetapi ia tetap berbentuk puisi yang memiliki perbedaan dengan karya sastra yang lain. Karya sastra puisi tetap menggunakan bahasa yang singkat dan padat. Pemilihan kata atau diksi dalam puisi juga harus sangat selektif dan ketat. Kehadiran kata-kata dan ungkapan dalam puisi harus diperhitungkan dari berbagai segi, seperti makna, kekuatan citraan, dan jangkauan simboliknya.

Adapun puisi kontemporer bisa dibedakan menjadi beberapa ragam sebagai berikut:

1.    Puisi Tanpa Kata, yaitu puisi yang sama sekali tidak menggunakan kata sebagai alat ekspresinya. Sebagai gantinya di gunakan titik-titik, garis, huruf, atau simbol-simbol lain.
Simaklah puisi Jeihan berikut ini
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
V
VIVA PANCASILA
( Jeihan )

2.    Puisi Mini Kata, yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata dalam jumlah yang sangat sedikit, dilengkapi dengan symbol lain yang berupa huruf, garis, titik, atau tanda baca lain.

3.    Puisi Multi Lingual, yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata atau kalimat dari berbagai bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa asing.

4.    Puisi Tipografi, yaitu puisi kontemporer yang memandang bentuk atau wujud fisik puisi mampu memperkuat ekspresi puisi. Bahkan wujud fisik puisi dipandangg sebagai salahh satu unsure puisi, sebagai suatu tanda yang memiliki makna tertentu, yang tidak terlepas dari keseluruhan makna puisi.

5.    Puisi Supra Kata, yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata-kata konvensional yang dijungkir-balikkan atau penciptaan kata-kata baru yang belum pernah ada dalam kosakata bahasa Indonesia. Puisi macam ini lebih mementingkan aspek bunyi dan ritme, sehingga merangsang timbulnya suasana magis (cenderung sebagai puisi mantra).

6.    Puisi Idiom Baru. Puisi ini dibedakan dengan puisi konvensional terutama oleh penggunaan idiom-idiom baru yang terdapat didalamnya. Puisi idiom baru tetap menggunakan kata sebagai alat ekspresinya, tetapi kata tersebut dibentuk dan diungkapkan dengan cara baru, diberi nyawa baru. Digunakan idiom-idiom baru yang belum pernah dijumpai sebelumnya.

7.    Puisi Mbeling. Puisi ini pada umumnya mengandung unsur humor, bercorak kelakar. Dalam puisi ini sering terdapat unsure kritik, terutama kritik sosial. Puisi mbeling tidak meng’haram’kan penggunaan suatu kata. Semua kata mempunyai hak yang sama dalam penulisan puisi ini.


Contoh puisi kontemporer :

TRAGEDI WINKA DAN SIHKA 
             Sutardji Calzoum Bachri

      kawin
                 kawin
                            kawin
                                       kawin
                                                 kawin
                                                          ka
                                                    win
                                                ka
                                         win
                                   ka
                            win
                      ka
              win
          ka
winka
        winka
                  winka
                           sihka
                                   sihka
                                           sihka
                                                    sih
                                                ka
                                           sih
                                      ka
                                sih
                           ka
                      sih
                 ka
           sih
      ka
           sih
                sih
                       sih
                            sih
                                sih
                                    sih
                                        ka
                                            Ku,

Isi : Mengisahkan lika-likunya hidup setelah menikah, yang bagi para pemuda-pemudi pernikahab sebagai wadah penyaluran nafsu saja. Kelika-likuan tersebut digambarkan dengan tipografi yang zig zag. Pernikahan yang dibayangkan begitu indah berubag mencadi hal-hal yang menyulitkan, setelah menanggung kewajiban untuk mencari nafkah, dll. Kasih yang berarti surga ditulis terbalik minjadi sihka yang berubah menjadi neraka.

      PING PONG
  Sutardji Calzoum Bachri

Ping di atas pong
Pong di atas ping
Ping pig dibilang pong
Pong pong bilang ping

mau pong? bilang ping

mau mau bilang pong
mau ping? bilang pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping

ya ping ya pong
tak ya pong tak ya ping

kutakpunya ping
kutakpunya pong

pinggir ping kumau pong
tak tak bilang ping
ping pong kumau ping
tak tak bilang pong

sembilu jarakMu merancap nyaring

Tema : Sindiran
Isi          : Menyindir seseorang yang suka membalikkan fakta, tidak jujur, tidak berpendirian, tidak memilik pegangan dalam hidup dan juga orang yang tidak mengakui adanya perbedaan, menutup diri dengan orang yang tidak sama dengan mereka, sehingga akan ada jarak dengan Tuhannya.
Sikap Penyair : Tidak menyukai kemunafikan serta orang-orang yang hanya ikut-ikutan saja
Amanat : # Jangan menjadi orang yang munafik yang membohongi kemauan hati karena itu tidak ada untungnya.
                   # Berpegang teguh dan konsistenlah dalam menjalani hidupmu.
                   # Jangan jadi orang yang fanatik, Allah memerintahkan kita agar bertoleransi terhadap umat agama lain.

 

1 komentar: